Sabtu, 22 Oktober 2011

KISAH PEDAGANG PANGSIT PASAR ALAI

Alai? Ya, mungkin kita sering mendengar istilah alay (anak layangan), tapi di sini Alai adalah sebuah nama pasar di Kota Padang, Sumatera Barat. Saya sekarang tinggal di Padang; meninggalkan keluarga tercinta di Bengkulu, demi menuntut ilmu di Program Studi Pendidikan Dokter FK UNAND. Kalau teman-teman yang lain banyak yang ngekos, saya alhamdulillah tinggal di rumah peninggalan almarhum eyang saya.

Nah, karena anak-anak eyang saya tidak ada yang tinggal di Padang, maka dititipkanlah rumah ini kepada keluarga tukang mie pangsit yang cukup dekat dengan almarhum eyang saya. Keluarga itu terdiri dari seorang bapak, ibu, dan EMPAT anak laki-laki. Yang dua tertua sudah bekerja; sebagai anggota gegana. Yang nomor tiga masih kelas 1 SMA, sementara yang bungsu baru kelas 1 SD.

Suatu malam di bulan Ramadhan, selepas ibadah tarawih, saya makan malam. Sendiri, sambil memandangi alias menonton TV. Nah, datanglah si ibu (saya memanggilnya Bu Lek Sum) dari paviliun, sekedar melihat saya. Lantas, mengobrollah kami...

Dari obrolan itu, saya baru mengetahui kisah hidupnya. Cukup rumit.

Sabtu, 17 September 2011

Nenekku Super Star , , , KITA???

lagi-lagi copas nih,, hahaha..
tp gapapa lah, yang penting isinya..
selamat menginspirasi diri sendiri ;)
***
oleh Ietje S Guntur pada 22 Desember 2010 jam 20:22
Dear teman dan sahabat semua…

Di hari yang berbahagia ini...di hari peringatan HARI IBU, 22 Desember 2010, ijinkan saya untuk berbagi pengalaman tentang ibu saya .
Catatan ini saya buat beberapa tahun lalu, tetapi saya pikir masih bisa dibagikan sebagai kenang-kenangan dan tanda bakti saya kepada ibu tercinta.

Selamat Hari Ibu bagi semua yang memperingatinya...

Jakarta, 22 Desember 2010

Salam sayang,

Ietje S. Guntur





Dear Allz...

Met pagi...siang...or sore...( tergantung wilayahnya yaaa...hehehe...)...
Mau cerita sedikit niiih...mengenai seseorang yang menjadi idola seumur hidup saya... Seorang wanita, yang mungkin jadi gambaran...seperti apa sesungguhnya wanita abad 21 ini...

Hari Sabtu , tanggal 21 April kemarin, kebetulan saya di Bengkulu. Menemani ibu saya yang sedang sakit. Sakit ibu saya ini termasuk sakit yang istimewa, karena seumur hidup saya kenal beliau...(ya...seumur hidup saya ini)...nyaris beliau tidak pernah sakit. Paling-paling sakitnya kalau melahirkan anak-anak...saya dan lima adik saya. Dan pernah juga sekali, duluuuu....banget, ketika saya masih kecil, ibu saya pernah operasi (maaf) ambeien....( biasalah...penyakit wanita kan ?). Juga setahun lalu, beliau terpaksa dioperasi lagi, karena usus buntunya pecah...empat tahun sebelumnya, dan selama itu tidak ada keluhan apa pun . Jadi seumur hidup beliau berpuluh tahun ini , saya selalu melihat beliau bergerak kian kemari , melakukan segala aktivitas dari mulai subuh sampai saya tertidur lagi. Kalau mengikuti istilah anak saya, “Eyang itu seperti angin puyuh...yang selalu berputar kemana-mana...”. Hmm...

Sabtu, 10 September 2011

Cerita dari Kupu-Kupu

oleh Nizar Dzulqarnain Rahmatullah pada 07 September 2011 jam 20:27 (dg sdikit editing dr saya,, hahaha)


Suatu waktu, ada seseorang nemuin kepompong seekor kupu-kupu yang udah mempunyai lubang kecil en terlihat calon kupu-kupu yang berjuang keluar. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam. Calon kupu-kupu yang ada di dalam kepompong itu berhenti membuat kemajuan, kelihatannya dia telah berusahan semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang yang ngeliatin itu mutusin untuk membantu neh calon kupu-kupu itu dengan mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu sehingga kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil dengan sayap-sayap yang mengkerut.

Orang tersebut terus mengamati kupu-kupu itu dengan harapan pada suatu saat sayap-sayap itu akan mekar dan melebar smampu menopang tubuhnya yang mungkin akan berkembang. Namun, seiring berjalannya waktu, semua yang diharapkan tidak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya tetap dengan tubuh gembung dan sayap-sayap yang mengkerut.

Selasa, 30 Agustus 2011

Ayo, Terjun!!

oleh Nizar Dzulqarnain Rahmatullah pada 28 Agustus 2011 jam 13:00

Awalnya laki2 itu masih sangsi banget buat terjun dari helikopter itu. Secara, itu terjun payung perdananya.
“Woiii, nyari koit lo ye?!” ujar teman2nya yang ga pengen laki2 itu terjun dengan nekat.
“Koit ato kaga, itu urusan gue, gan… Yang tau gue bakal apa2 yah gue ndiri” kata lalaki itu menutupi sangsi yang sebenarnya masih menyelimutinya.
“Oke2, sekarang kalo lo emang berani, terjun sekarang!!” kata temen2nya yang mungkin masih nganggep cowo itu ga bakalan berani terjun.

(Slow but sure, sambil narik napas)
“okee! Gue terjun!!!”

Whuuuuzzzzz……

Cowo itu terjun di ketinggian beribu2 kaki dengan bebas.. Doi panik binti bingung luar biasa gimana ngembangin parasutnya biar ga sekalian terjun ke liang lahat.
Weell, dengan tutorial yang pernah dia pelajari, itulah saat yang tepat buat nerapin yang dia dapat selama ini.

Akhirnya, dengan susah payah parasutnya pun terkembang juga. Melayang ia di udara… en finally mendarat dengan sukses. Haru, senang, panic, plong, nyampur jadi satu kaya gado2 pedes.
Pheeww…
Cowo itu pun lega. Terjun perdananya sukses, walau di awal dia berasa skeptis en parno kalo terjunnya bakalan ga sukses….