Selasa, 16 November 2010

copas note Akhmad Shauman Daya, "Rindu"

1 tahun yang lalu di bulan ini saya pernah mempertanyakan kenapa saya harus tumbuh menjadi dewasa tanpa bimbingan orang yang saya panggil ayah ato papa ato abah ato apalah tergantung kalian mau manggil apa, tapi yang pasti dia itu pemengang saham terbesar atas hadirnya Kita di dunia ini ^^. Saat saya ada masalah, saat bingung, saat harus milih sesuatu, seharusnya dia ada untuk memberikan jawaban dan solusi untuk kehidupan saya. Mungkin kalo ada kesempatan 1 hari ato 1 jam pun untuk bertemu kembali dengannya  akan banyak sekali pertanyaan yang akan saya tanyakan kepada "dia" tetang kehidupan sementara yang membingungkan ini, walaupun itu sesuatu yang paling mustahil terjadi di dunia ini. 11 tahun yang lalu tepat di hari ini saya kehilangan "dia", umur 7 tahun belum cukup untuk seorang anak manusia untuk mempertanyakan tentang kehidupan, padahal itu adalah saat terakhir untuk bertanya dan berdiskusi dengannya, dasar hidup yang menjadi pedoman saya terputus sudah, mencari semua sendiri tanpa ada yang mengayomi, tapi hidup harus tetap berjalan dan waktu terus berputar. hidup di antara orang tua yang utuh dan seorang anak perempuan lain yang selalu bikin saya cemburu sampai sekarang atas kemanjaan dan ketidak peduliannya. Ini mungkin yang namanya keluarga, saat kalian senang dikala berkumpul bersama yang mengalahkan kesenangan apapun di dunia ini, saat kalian akan menangis sejadi-jadinya di saat salah satu di antara mereka hilang sejenak di kala ada kesibukan lain di dunia yang mereka jalani. tapi itu semua hanya tinggal kenangan bagi saya. Rindu, mungkin itu kata2 yang paling pas untuk saat ini, saat dimana kau sendiri di tempat yang baru, saat kau mulai memilih untuk menjadi orang yang seperti apa nantinya, saat kau mulai menemukan arti kedewasaan. sekarang saya sudah berumur 17 saya masih saja menjadi abu2.



makasih buat yang baca, ini cuma sekedar curhat, ^^
.
.
.
.
.

tambahan saya ga banyak, cuma beberapa pertanyaan.termasuk untuk diri saya sendiri...
dengan orangtua yg lengkap, sudah sehebat apa kita menempuh hidup? apa saja yg sudah kita hasilkan?
atau,
sudah berapa kali kita kecewakan mereka? sudah berapa kali kita membuat mereka menangis, atau berkata kalau kita membenci mereka, atau malu dg keberadaan mereka, atau malah menganggap mereka tak mengerti kita?
hanya kita dan Allah yg tahu.
.
.
sudah saatnya kita belajar beryukur.