Sabtu, 10 September 2011

Cerita dari Kupu-Kupu

oleh Nizar Dzulqarnain Rahmatullah pada 07 September 2011 jam 20:27 (dg sdikit editing dr saya,, hahaha)


Suatu waktu, ada seseorang nemuin kepompong seekor kupu-kupu yang udah mempunyai lubang kecil en terlihat calon kupu-kupu yang berjuang keluar. Dia duduk dan mengamati selama beberapa jam. Calon kupu-kupu yang ada di dalam kepompong itu berhenti membuat kemajuan, kelihatannya dia telah berusahan semampunya dan dia tidak bisa lebih jauh lagi.
Akhirnya orang yang ngeliatin itu mutusin untuk membantu neh calon kupu-kupu itu dengan mengambil sebuah gunting dan memotong sisa kekangan dari kepompong itu sehingga kupu-kupu tersebut keluar dengan mudahnya. Namun, dia mempunyai tubuh gembung dan kecil dengan sayap-sayap yang mengkerut.

Orang tersebut terus mengamati kupu-kupu itu dengan harapan pada suatu saat sayap-sayap itu akan mekar dan melebar smampu menopang tubuhnya yang mungkin akan berkembang. Namun, seiring berjalannya waktu, semua yang diharapkan tidak pernah terjadi. Kenyataannya, kupu-kupu itu menghabiskan sisa hidupnya dengan merangkak di sekitarnya tetap dengan tubuh gembung dan sayap-sayap yang mengkerut.


Kepompong yang menghambat dan perjuangan yang dibutuhkan kupu-kupu untuk melewati lubang kecil adalah jalan Tuhan untuk memaksa cairan dari tubuh kupu-kupu itu ke dalam sayap-sayapnya sehingga dapat mengembang dan dia akan siap terbang begitu dia memperoleh kebebasan setelah keluar dari kepompong. Namun, kebaikan dan ketergesaan seseorang telah memusnahkan kemampuan kupu-kupu itu untuk terbang.

Nah, so apa yang kita petik dari sekelumit cerita di atas, cui?

Kadang-kadang perjuangan adalah yang kita perlukan dalam hidup kita. Jika Tuhan membiarkan kita hidup tanpa hambatan, itu mungkin justru akan melumpuhkan kita. Kita mungkin tidak akan menjadi sekuat yang kita mampu dan kita tidak akan pernah dapat "TERBANG".

Maka kita pun perlu mengatakan :

Saya memohon kekuatan......
dan Tuhan memberi saya kesulitan-kesulitan untuk membuat saya kuat.

Saya memohon kebijakan.....
dan Tuhan memberi saya persoalan untuk diselesaikan.

Saya memohon kemakmuran........
dan Tuhan memberi saya otak dan tenagan untuk bekerja.

Saya memohon keteguhan hati.....
Dan Tuhan memberi saya bahaya untuk diatasi

Saya memohon cinta dan kebaikan hati...
Dan Tuhan memberi saya orang-orang yang bermasalah untuk ditolong.

Kadang Tuhan tidak memberikan yang kita minta, tapi dengan pasti memberikan yang terbaik untuk kita. Maka berpasrahlah senantiasa kepada Tuhan.
Be positive thinkin'!

>>>>

tambahan saya singkat saja...
sudah berapa banyak sih kisah inspiratif yang kita baca? sudah berapa kali sih kita berdecak kagum, lantas berniat untuk berubah? Termasuk saya, kita semua sering "angat-angat tahi ayam" . . .

Kisah luar biasa di atas (sekali lagi) saya kaitkan dengan tradisi bekerja sama saat UN. Bukankah situasi dan kondisinya sama? Sama-sama perjuangan yang menentukan masa depan, layaknya kupu-kupu itu. Tapi, kita memilih jalan yang mudah walau kita tahu itu salah. Bangsa Indonesia kebanyakan cepat tersentuh, namun ketika diajak bertempur mudur teratur. Kita takut mengambil tindakan (yang walaupun sebenarnya harus dilakukan) yang menempatkan diri kita dalam posisi tidak aman.

Keluarlah dari zona nyaman! Bangsa ini membutuhkan pahlawan; tidak hanya satu atau tiga, tetapi berlusin- lusin.

Kalau bukan kita, siapa lagi?
Kalau bukan sekarang, kapan lagi?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar