Minggu, 22 Agustus 2010

Babon: The "Berbulu" Warrior- Part 3> The opera of banana tree

Hahaha,,, memang dg segala ciptaan-Nya qt ga bkal kehabisan ide u/ menemukan judul2 ajaib,hehehe.
Baik. pertanyaan pertama, apa maksud judul di atas? Sebenarnya saya mau bilang “balada batang pisang” . . . tapi ga tau apa bhs inggrisnya jadi yg mendekati aja lah, hehehe.

Hhhmmmmmmmm,, ada apa dg batang pisang? Mengapa harus batang pisang? Kenapa ga buah pisang? Atau jantung pisang? Atau pisang jantan? Atau tukang pisang? Atau tukang makan pisang? Yaahh,,, sebelum kebanyakan “atau” mari kita lanjutkan cerita ttg pejuang berbulu kita tercinta . . .
.
.
.
Yuuuuhuuuu . . . babon sudah kelas 3 skrg. Ia masih seperti yg dulu, masih berbulu, masi berusaha mengajak kpd yg lbh baik, masi berteman dg gorilla, keledai, beruk, dan satwa lainnya, dan tentu saja sbg seorang . . eh . . seekor babon, dia masi menyukai pisang. (Emang babon suka pisang?
Yahh gatau tapi anggap aja begitu : ). Dahulu, ketika masih di kelas X Suakamargasatwa Nomor 5 Bumiraflesia, babon dan satwa sekelasnya yg berkelamin jantan sangat senang memanen buah2an di Suaka mereka. Mangga, pisang, jambu, bahkan nangka (!) adalah buah2 yg biasa menghiasi atap lokal mereka. ATAP? Ya, atap. Buah2 tsb terkadang belum matang, jadi mereka memeramnya di atas plafon lokal yg bolong. Tentu saja, sbg satwa remaja mereka sgt menikmati kegiatan berburu buah ini. Pada saat istirahat, buah peraman hasil buruan itu dinikmati bersama dg canda tawa dan riang gembira. Saking serunya, beruang pernah tersedak biji nangka karna memakannya sambil tertawa. Huft, dg sigap beruang yg tercekik itu menelan bulat2 biji nangka yg tersangkut itu. Kok bisa? Yah, namanya aja beruang . . . saking seringnya lokal mereka “memanen” buah, pernah pak rakun marah2 dan mengadu ke wali kelas mereka, ibu entok. Hahaha, mereka diomeli tapi namanya anak muda masi aja lanjutt . . .
***
Suatu hari yg turun gerimis sepanjang mata terbuka di kelas 3 ini, sepulang sekolah, babon ikut ayahnya mencari pisang untuk dinikmati sekeluarga babon. Mereka pun pergi ke hutan pisang, di mana terdapat ribuan pohon pisang spesies langka yg hanya tumbuh di Bumiraflesia. Pohon pisangny lain dari pohon pisang lain; tingginya mencapai belasan meter dan buahnya bisa sebesar paha orang dewasa. Waw,,, benar2 buah idaman bagi setiap primata. Ada 1 pohon yg dilihat babon. Buahnya kuning segar, daunnya hijau mengkilap. Wah, pohon yg bagus, pikinya, walaupun agak tinggi,,15 meter. Walau begitu, sebagai seekor babon, semestinya ketinggian bukanlah halangan, jadi ia mulai memanjat setelah baca bismillah. Meter demi meter pohon itu dipanjatnya. Hingga ia berhasil mencapai posisi tandan buahnya. Menggunakan pisau yg terselip di pinggangny, ia mencoba memutuskan tandan dari batangnya sehingga tandan tsb bisa dipanen. ¾ bagian telah terpotong, tiba2 babon merasakan tangannya seperti digenggam dg erat. Bukan, dicengkeram. Apakah yg mencengkeram adalah jin penunggu pohon? Bukanlah . . . ternyata yg mencengkeram adalah lilitan ular kobra yg ternyata tengah menikmati buah pisang yg manis. (WOOOOOII!!! Ngapain ular makan pisang? > suka2 yg buat cerita : P). sontak, karena digigit alias dipatuk ular yg terkenal beracun, babon merasakan kesakitan yg amat dlm sekejap, lalu ia menarik tangannya, mencoba memeluk tanganny untuk mengurangi rasa sakit. Naas, ia kehilangan keseimbangan sehingga tubuhnya tertarik gravitasi n terjatuh dari ketinggian 15 meter, menghantam tanah; seperti suara truk batubara terguling plus seikat kacang panjang dipatahkan plus gitar digenjrengkan (mulai ngaco…). Babon tak bergerak, hanya pisang di tangannya yg terlempar ke sana-sini. 10 detik berlalu, ia masih tak bergerak, bahkan tak berkedip, tak bernapas. Sebentar kemudian, ia telah tak bernyawa.

Dalam sehari berita ini tersebar ke seantero Suakamargasatwa tsb. Para satwa cukup terkejut. Departemen 4 Organisasi Satwa Intra Suaka bergerak memungut sumbangan ala kadarnya, dan seribu rupiah pun keluar dari setiap kantung. 1-2 satwa menangis sedih, karna babon mati sebelum melunasi hutangnya kpd mereka,,, jd mereka terpaksa mengikhlaskannya demi solidaritas. Beberapa yg lain mengingat2 dan membicarakan babon hari itu. Beberapa perwakilan dari lokalnya dan OSIS menghadiri pemakamannya. Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang, manusia mati meninggalkan nama, dan babon mati meninggalkan pisangnya. Setelah semua prosesi selesai, sekolah pun berjalan seperti semula.

Seperti semula? Apa maksudnya? Apakah kembali normal, atau kembali ke kebiasaan lama, MENCONTEK? Apakah kembali mengulang kesalahan yg sama, berbuat salah seolah benar tanpa saling mengingatkan? Apakah “kesalahan kecil” itu tetap dibiarkan menjajah bangsa? Apakah ketika diminta berjuang mereka hanya bilang, “kenapa harus saya?! Yg lain saja! Kalo udah waktuny ntar juga berubah sendiri!!! ”Apakah hanya begitu saja?

Semua tergantung para satwa.
.
.
.
Hhhhhhhhhmmm . . . sekedar diketahui, setelah tanda bintang ***,,, tulisannya hanyalah fiktif belaka. Kenapa saya menuliskan kisah fiktif (sebut saja X) itu? Dan apa hubungannya dg batang pisang? Ini dia . .
.
X dituliskan dg beberapa tujuan, salah satunya adalah MENGINGATKAN KITA KPD KEMATIAN.
Kenapa kematian? Ibarat buang air besar, kematian adalah kepastian. Mari anggap kita ga pernah merasakan mules, sbgmana kita dapat kematian mendadak. Coba, kita semua kalo udah makan, pasti mau buang air,,, tapi gatau kapan kan? Kalo “terbuang” di celana gimana? Apes tuh… nyesel kenapa ga dibuang dari dulu,selama ada di sekitar WC. Nah, begitulah kematian.

Karna kematian adalah kepastian yg tidak kita ketahui; kepastian yg menarik kita pensiun dari kesempatan bernapas, bergerak, bermasalah, merasa benci, cinta, berkarya; kepastian yg senantiasa membuat kita, MANUSIA, menyesal, karna telah merugi sebab menghabiskan kesempatannya dalam dosa. Mengabdikan diri sedikit u/ Penciptanya n banyak u/ dunianya; dunia di mana ia makan, minum, menjauhi masjid, melalaikan shalat, menganggap kisah2 teladan Muhammad hanya dongeng belaka, mencontek dan membantu teman mencontek bukannya membantu belajar, memplagiat, korupsi, dan akhirnya mati dalam keadaan setengah bertaubat. Bertaubat sebagai formalitas para kaum pensiun. X selayaknya membuka mata kita, kalau tidak semua dari kita bisa mengecap waktu pensiun, jd jgn menunggunya untuk bertaubat.

Mengapa harus bertaubat? Yakinlah, sadar ga sadar, kita ini, yg baca note ini, yg ngerti bahasa yg saya ucapkan ini, adalah pendosa. Tak perduli apakah anda juara kelas, bintang futsal, jago basket, atlit, penyair, pendiam, anak osis bahkan anak Risma sekalipun. Kalo mau tau dosa2 Anda, tanyalah kpd diri Anda, kpd yg sedikit lebih berilmu u/ skdr bercermin atau baca note2 saya terdahulu. Sebelum menyesal, sebelum otak anda berceceran di jalan karna tertabrak truk, sebelum baygon mengendap di lambung anda karna putus cinta, sebelum tulang tengkorak anda remuk kejatuhan genteng saat gempa, sebelum terbakar karna gas LPG meledak, sebelum hangus tersambar petir . . . penjemput kita u/ mati ada di sekitar kita. Sadarlah. Yuuk, taubat . . . sebelum masuk alam barzah; karna dalam setiap sendi kehidupan, kita bersalah.

Skrg, taubat dari apa sih? Ok… rata2 kesalahan kita adalah melalaikan shalat, pilih2 dlm melaksanakan aturan-Nya n sunnah Rasul, memelihara zina (mata, hati, telinga, tangan), berkata kotor, n sbg pelajar penerus bangsa adalah MENCONTEK. (Weei prima, knp kw tu mw buang2 waktu u/ buat 3 NOTE Cuma ttg nyontek? Knp kw ga ngingatkn orang2 yg mau berubah aja sih?! Hidup hidup kami juga . . . kalo udah kehendak Allah kami berubah juga kok…). Jawabannya adalah, mari berkaca kpd batang pisang.

Kata seorang guru, batang pisang itu hebat. Ia pantang mati sebelum berbuah. Coba saja tebas, kalo belum berbuah dia akan hidup lagi dari tunasnya. Namun, setelah berbuah, dia akan mati sendiri. Lebih lagi, batang pisang (setau saya) seluruh tubuhny bisa dimanfaatkan, batang, daun, jantung dsb. Coba kalo ia tak berusaha segigih itu; menyerah ketika ditebas dg alasan “kehendak Tuhan”, tentu kehadiranny di muka bumi tak membawa manfaat sebesar sekarang. Nah,, masa kita manusia yg berakal, punya tubuh sempurna n cakep, kalah gigih ma pisang?

Sbg pelajar, bnyk dari kita yg kalah ma pisang. Ga ngerti dkit ma pelajaran, nyerah, ngobrol, nyontek. Gitu terus. Ga berubah. Besar nanti mau jadi apa? Susah uang dikit, nyerah, korupsi. Heh, mental apa itu?nah, pisang mati meninggalkan buah, n kita sbg manusia mati meninggalkan nama; entah baik atau buruk. alangkah ruginy kita kalau mati sebelum ada karya yg bermanfaat u/ orang lain, cz sumbangsih karya kita yg bermanfaat itu bisa menyejahterakan kita di dunia n menolong kita saat siksa kubur. Kan ganteng tuh kalo kita adalah orang2 yg berkarya? Makin bnyk karya, makin bnyk bantuan u/ kita di akhirat nanti. Kalo mau dipikir dalam skala lebih luas, butuh bnyk tenaga u/ memajukan daerah ini, kalo belum mau mikirin Indonesia n dunia. Jelas, dg mental tapai kita sbg pecontek, daerah ini ga bisa maju n kita ga bisa dapat bantuan nantinya di akhirat. Apa kita mau terus2an di bawah orang2 kafir? Apa kita mau terus2an dipecundangi oleh batang pisang? Tentu tidak, namun seringkali kita menyerah pada keadaan n nganggap kalo itulah jalan kita. Kita mau berubah, tapi ga tau gimana.

Babon dulu juga begitu. Namun, dari pengalaman ia belajar, dan rasanya sgt keterlaluan apabila babon menyimpan rapat2 pencerahan yg ia dapat. Alangkah pelitnya bila ia malas membagi pencerahan itu kpd teman2nya dg alasan “mereka tu tengkar!! ”; dan membiarkan teman2ny terlarut dalam kesalahan. Tentu, godaan kerap datang. Namun, “ Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sebelum kaum itu sendiri yg berusaha mengubahnya.” sehingga babon mencoba mengubah nasibnya; dan dia cukup berhasil untuk meninggalkan nyontek.

Karna itu,
Sadar ga sadar, mau ga mau, suka ga suka,,, kita semua mesti berusaha. Itulah kenapa saya menceritakan kisah babon ini; agar menjadi pelajaran sehingga teman2 bisa jadi lebih baik. kalo teman2 jd lebih baik, berarti penerus bangsa lebih baik. dg penerus yg lebih baik, bangsa ini akan berusaha jd lebih baik. kalo bangsa qt jd baik, siapa yg bangga?

lagian, kaita udah tau nyontek tu dosa. kalo kita lulus dg nyontek, trus dapat ijazah, n nyari kerja dg ijazah itu, apa uang hasil kerja kita ga haram? apa kita mau ngasi makan keluarga kita dari rezeki yg haram?

Ibarat batang pisang,tak ada yg abadi (apaan sih?). Babon udah mati, saya pun pasti menyusul. Batang pisang bisa meninggalkan tunas2 untuk menyambung perjuangannya memberikan buah2an itu ke manusia. Belum tentu saya ada kesempatan meninggalkan anak-anak yg bisa memperjuangkan kejujuran ini. Jelas, saya tak akan hidup abadi u/ perjuangan ini. Siapa yg akan meneruskannya? Dari 6 miliar, atw 6.000.000.000 orang yg ada di dunia,,, 30 orang yg saya tag inilah harapan saya sbg orang2 yg bisa mengetuk hati sesama. Kenapa saya berharap demikian? Terlepas dari kondisi kejujuran Anda sekarang, terlepas dari Anda adalah sosok yg bebal, lebai, norak, culun, pendiam, heboh, berisik ataupun berwibawa, terlepas dari komen2 teman2 sekalian yg mungkin terdiri dari pihak prodan kontra, komen2 yg menganggap note ini ga berguna tanpa niat si pembaca,, , saya yakin 30 orang ini adalah teman2 saya yg punya niat. Ga perlulah saya ceritakan 1 per 1 mengapa saya bisa yakin thd kalian ber-30; insyaallah berita para sumber saya n pandangan saya thd hati teman2 ga salah. Skdr diketahui, untuk babon the series ini saya ga mau asal tag. Teman2 ber-30 lah harapan saya sbg orang2 yg bisa membangunkan yg lain setelah terbangun. Silakan dicerna. . .

Memang, tidur itu nikmat. Meneruskan tidur juga nikmat. Tapi, kita baru bisa merasakan kenikmatan tidur setelah terbangun, kan? Badan terasa segar, bertenaga, n siap memulai hari baru. Kalo tidur terus, badan jadi lemas, kepala pusing, n ga bersemangat. Orang yg sedang tertidur jarang menyadari kalo dia sedang tidur. Untuk itulah, dibutuhkan orang lain untuk membangunkannya; orang lain yg sudah terbangun. Memang, 1-2 orang dibangunkan oleh Tuhan agar ia bisa membangunkan yg lain. Tapi, kalo semuanya dibangunkan Tuhan, di mana kesempatan kita beramal? Sengguh, Dia-lah Yang Maha Bijaksana . . .

Saya yakin, teman2 adalah orang yg senang membantu yg lain. Kalo dulu sering membantu teman saat ulgn dg memberikan jawaban, ubahlah cara itu, karna dari part 1 n 2 qt tau itu salah. Niatnya memberikancontekan boleh baik, tapi bagi orang yg berpikir sebenarny hal tsb menyulitkannya di masa depan dunia n masa depan akhirat. Jadi, bantulah dg cara yg benar. Bangunkan diri kita sendiri. Lalu, bangunkan yg lain. Tidur memang nikmat, tp jgn terlelap selamanya. Fajar sudah terbit, jgn sampai kesiangan. Saatnya bangun, teman . . .

Ga bisa dipungkiri, kesulitan n godaan selalu menggiurkan kemudahan. Wajar, cz itulah umpan setan; musuh kita yg nyata. Nah, biar menang, kita mesti pasang taktik. Qt mesti bersatu. Saling menguatkan n mengingatkan, biar iman kita terjaga n makin kuat. Bersatu kita teguh, bercerai kita runtuh. Maka, sebelum runtuh, rujuk lagi. Kunci kekuatan ada pada kebersamaan. Nah, yang sudah terbangun ni mesti bersama2 saling mengingatkan n menguatkan, biar ga tertidur lagi. Ambil wudhu biar segar. Ingat, bersama tp ga boleh mbuat kelompok eksklusif. Kata Opick, “berkumpullah dg orang2 shaleh.” Kita mesti saling menguatkan u/ slalu rajin, mesti menghapus kemalasan sama2.
.
.
.
Ingat, kita ada tuntutan nilai yg baik, jd skdr ga nyontek jelas ga cukup. Kita juga mesti rajin, cz selain u/ memenuhi tuntutan nilai itu juga kewajiban qt sbg khalifah-Nya (baca part 2). Belajar sama2, buat latihan sama, ngerjain pe-er sama… jadi, kalo ada yg ga ngerti bisa ditanyain k yg lebih tau. Et, jgn dg alasan sama2 itu yg buat pe-er 1 yg nyalin 6 orang. Kalo gitu, qt ga dapat manfaat dari ngerjain soalnya. (liat lg usaha babon di part 1) Bisa juga buat piket belajar tiap malam. Tiap hari beda mata pelajaran. Secapek apa pun, mesti ngerjain soal. Minimal 5 soal lah 1 malam. Ambil wudhu dulu biar seger belajarnya. N taktik2 lainny yg bisa qt pake untuk dapet nilai tinggi yg bersih; yg murni; yg dari keringat kita. Kalo nilai tingginy murni, siapa juga yg bangga?
.
.
.
Part 1 menceritakan ttg pengaruh buruk nyontek.
Part 2 menjelaskan ttg larangan nyontek dari sisi agama.
Part 3 adalah kesimpulan; penentu akankah teman2 menjadikan rangkaian tulisan ini sbg pelajaran atau sbg notifikasi saja d akun masing2. Berguna/ tidak,,, ada di kehendak teman2.

Pesan saya, belum terlambat untuk berubah, jd jgn memperlambat diri.
Jadilah manusia yg melebihi batang pisang; memberikan manfaat yg nyata kepada orang2 tersayang. Sudah waktuny menghentikan kepalsuan semu yg katany demi membahagiakan mereka, atau demi masa depan kita.
Semoga bisa dipahami dan mengilhami . .
Bagi yg mau diskusi, saya siap melayani . . . : )
Silakan dikomen : D

Tidak ada komentar:

Posting Komentar