Minggu, 22 Agustus 2010

"Ngaji..."

copas catatan Bu De Yayuk,
“NGAJI…..GUE BANGET!!”


Ngaji……..? gak deh, ntar dulu kalo kudu duduk manis di masjid dengerin
ceramah-ceramah para ustadz yang bikin boring setengah mati, ntar dulu
...kalo kudu jaga pergaulan gak boleh jalan bareng berdua ama pacar, gak
boleh gini gak boleh gitu, ntar dulu dech kalo kudu pake kerudung ama
baju ibu-ibu hamil yang gedombrang, ntar dulu dech kalo kudu kayak
ustadz-ustadz yang berjenggot panjang nyaingin jenggotnya kambing.
Ntar
dulu dech gue pengen fokus belajar dulu mana sempet mikiran pengajian,.
Ntar dulu dech nanti aja kalo dah tuaan dikit sekarang mah masih muda
lagi pengen hura-hura, maen dan having fun dulu. Ntar dulu dech nanti
dikatain fanatik sama agama, sesat, ekstrim, apalagi teroris wah
pokoknya enggak dulu deh,ntar dulu……ntar dulu…...ntar dulu…. Seribu
macam alasan keluar dari alat komunikasi kamu ketika ada yang ngajak
kamu untuk mengkaji dan mendalami ilmu-ilmu Islam.



Ketika mendengar kata ngaji seolah-olah dalam otakmu terdapat program
antivirus yang super canggih, segala sesuatu yang berkaitan dengan
masjid, pengajian, ustadz, jilbab, janggut de..el..el, langsung
terdeteksi oleh program antivirusmu ini, kemudian kamu delete dari
otakmu atau kamu karantina dulu, setelah dipilih-pilih tapi akhirnya
masuk recycle bin juga.



Yup inilah fenomena yang terjadi di kalangan kaula muda sekarang saat
ini. Ironis memang tapi inilah fakta yang terjadi pada umumnya dan wajar
kalau melihat kondisi umat Islam saat ini. Entah apa yang terjadi
dengan remaja muslim saat ini, penulis juga bingung mikirinnya
sampai-sampai baju-baju kotor dah menggunung belum dicuci karena sibuk
mikir, maklum masih single fighter (eh kok jadi curhat nih). Ok, dari
hasil pengamatan, penelitian dan analisa yang begitu mendalam selama
berhari-hari akhirnya dapat ditarik benang merahnya bahwa akar
permasalahan yang menyebabkan kondisi ini terjadi bisa dijelaskan
sebagai berikut, simak ya!



Setiap orang tentu punya orientasi masing-masing dalam menjalani
hidupnya, dan pernah gak kamu berfikir apa yang terpenting dalam
hidupmu? Salah seorang temanmu mungkin menganggap bahwa yang terpenting
dalam hidupnya adalah ketika di sekolah mendapat nilai yang bagus, juara
satu dikelas, lulus ujian akhir nasional dengan nilai yang tingi
sehingga bisa melanjutkan ke perguruan tinggi yang pavorit (gak pake f
maklum orang sunda). Atau temenmu yang lain yang punya tampang agak
kerenan dikit, kalau diliat dari belakang kayak Dao Ming Se (F4), tapi
diliat dari depan kayak Aming Se (extravaganza) he..he..he.. Dia
menganggap bahwa yang terpenting dalam hidupnya adalah punya gebetan
cakep, terkenal di sekolah, gonta-ganti pacar, atau jadi playboy cap
tiga duren (korek api kali). Beda lagi sama temenmu yang matre dan
borjuis, yang terpenting dalam hidupnya adalah kerja dengan gaji gede,
banyak duit, tajir, harta melimpah, punya mobil dan rumah mewah. U ARE U
kamu adalah kamu, tapi seperti apakah kamu itu? apakah harta, tahta,
atau wanita yang penting buat hidup kamu? Jawabannya tanyakan pada
rumput2 yang bergoyang (itu kalau kata kang Ebiet). Kalau kata ustadz
semuanya berpangkal pada apa yang ada dalam isi batok kepala seseorang
atau pemahaman dia dalam memandang kehidupan di dunia ini.



Pren, pernahkah kamu bertanya pada diri sendiri tentang dari mana kamu
berasal? maksudnya bukan asal kota kelahiran kamu tapi manusia dan
kehidupan ini berasal dari mana? Truuz buat apa kamu hidup di dunia?
Lalu setelah kamu mati akan kemana? Jawaban atas 3 pertanyaan ini dan
keyakinan akan jawaban tsb adalah faktor penentu orientasi kamu dalam
menjalani hidup. Om Darwin bilang qta ini berasal dari kera hasil dari
proses evolusi yang kalau dirunut dari awal disimpulkan bahwa makhluk
hidup itu berasal dari materi, sehingga Karl Marx menyimpulkan tujuan
hidup di dunia adalah buat cari materi dan setelah mati akan jadi
materi, itu saja. Sedangkan orang-orang sekuler bilang bahwa manusia dan
alam semesta ini memang berasal dari Tuhan dan akan kembali ke Tuhan,
tapi ntar dulu kalo masalah urusan di dunia bukan urusannya Tuhan. Gak
perlu pake aturan Tuhan di dunia ini tapi aturan manusia yang dipake.
Nah kalau kata ustadz, qta, kehidupan dan alam semesta berasal dari
Allah dan akan kembali kepada Allah, oleh karena itu ketika hidup di
dunia manusia punya kewajiban untuk beribadah kepada Allah.



So jawaban dari 3 pertanyaan inilah yang akan menjadi landasan seseorang
ketika menjalani hidupnya, apa yang menjadi orientasi dalam hidupnya
tergantung dari jawaban atas 3 pertanyaan tersebut. Orang yang atheis
boro-boro mikirin urusan akhirat yang ada dalam batok kepalanya hanyalah
materi jadi gak heran kalau hidupnya juga buat materi begitupula yang
beraliran sekuler walaupun mengakui adanya Tuhan tapi orientasi hidupnya
adalah untuk materi sehingga tolak ukur kebahagiannya adalah
mendapatkan harta yang banyak, bergaya hidup jet set ala borjuis, dan
hidup foya-foya atau hura-hura.



Berbeda halnya dengan seorang muslim yang faham akan kewajiban beribadah
kepada Allah dalam hidupnya maka so pasti orientasi hidupnya akan
dipenuhi dengan aktivitas yang bernilai ibadah di sisi Allah, gak pernah
terbesit dalam pikirannya untuk ninggalin Shalat wajib dengan sengaja,
senantiasa memperbanyak amalan sunnah, puasa sunnah, Sholat sunnah,
menjaga pergaulannya antar lawan jenis, menjauhi hal-hal yang berbau
maksiat, meninggalkan aktivitas yang sia-sia kayak nongkrong2 yang gak
jelas, dugem, track-trackan pake motor dan banyak lagi. Nah alangkah
baiknya kalau kita senantiasa menambah ilmu dan pengetahuan qta dengan
ilmu-ilmu dan pemahaman Islam disamping menuntut ilmu Islam itu adalah
suatu kewajiban bagi seorang muslim seperti yang disampaikan daam Hadits
Riwayat Ibnu Adi dan Baihaqi, dari Anas ra : “Menuntut ilmu pengetahuan
itu wajib bagi setiap Muslim:”

Nah para remaja muslim sudah saatnya sekarang ini kalian bilang
“NGAJI…..GUE BANGET!!”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar