Minggu, 22 Agustus 2010

"MASA DEPAN TAK PASTI"

copas pesan Edi Safari,

………..

Sahabat saya yang hatinya baik dan cerdas,


Masa depan memang selalu tidak pasti.

Ketidak pastian masa depan bukanlah sesuatu yang baru saja terjadi. Karena, kepastian masa depan adalah kewenangan penuh Tuhan, bahkan sebelum penciptaan waktu.

Maka, anjurannya bagi kita adalah:


1. Damaikanlah diri ini dengan kenyataan bahwa memang masa depan akan selalu tidak pasti.

2. Ikhlaskanlah diri ini untuk menjadi sebaik-baiknya SEBAB bagi kesejahteraan dan kebahagiaan hidup kita.

………..

Maka, marilah kita pegang logika pembongkar batasan mental berikut ini, yang mungkin selama ini mengusik kedamaian kita

Jika segala sesuatu tidak pasti, maka semuanya mungkin.

Jika adik-adik dan anak-anakku terkasih, merasa tidak pasti lulus, berarti ada kemungkinan untuk lulus.

Tinggal sekarang, apakah kalian termasuk murid dan mahasiswa yang sikap dan perilakunya PANTAS untuk LULUS. Sebetulnya, … itu saja.

Jika kita memulai usaha sendiri, karena ingin memenuhi panggilan hati untuk menjadi pribadi yang bebas membangun kemandirian finansial - akan selalu ada kemungkinan untuk gagal. Tetapi, itu juga berarti akan selalu ada kemungkinan untuk berhasil.

Tinggal sekarang, apakah kita termasuk pribadi yang tulus dalam melayani bagi keuntungan pelanggan kita, rajin, bekerja keras, menggunakan hasil dari usaha sebagai penguat usaha berikutnya, dan sebagai penafkah yang jujur bagi kebaikan keluarga.

Itu sebabnya, tugas kita BUKAN HANYA berupaya, tugas kita adalah berupaya dengan kejujuran yang utuh, dengan kesungguhan yang penuh, dan dengan niat yang murni untuk berperan bagi kebaikan kehidupan sesama.

Upaya adalah pengubah nasib.

Jangan pernah sepelekan upaya.
Jangan pernah katakan HANYA bagi upaya Anda.

Memang betul semuanya ditetapkan dan ditentukan oleh Tuhan. Tetapi upaya Anda adalah KEHARUSAN yang ditetapkan oleh Tuhan sebagai syarat pemenuhan semua permintaan Anda.

Jangan pernah katakan ‘kita HANYA berupaya.’

Upaya adalah syarat. Tuhan tidak akan mengubah nasib sebuah kaum, KECUALI jika kaum itu berupaya.

Berarti, bagi orang yang TIDAK berupaya, tidak ada apa dan siapa pun yang bisa menolongnya, karena Tuhan tidak akan mengubah nasib orang itu, kecuali jika dia berupaya.

Itu sebabnya, tidak ada orang tua, Presiden, Gubernur, Walikota, Bupati, Camat, Kepala Desa, dan tidak ada pemuka apa pun yang bisa menolong warganya yang malas dan gemar berkecil hati.

Upaya adalah pengubah nasib.

Jangan pernah katakan HANYA untuk upaya.

………..

Sahabat saya yang besar impian-impian hatinya,

Masa depan memang tidak pernah pasti.

Tetapi, …

Justru dalam keadaan yang tidak pasti, kita berkesempatan untuk mencoba yang tidak mungkin dalam keadaan biasa .

Apakah ada paksaan yang lebih hebat untuk belajar, daripada rasa takut karena kemungkinan besar kita tidak lulus?

Apakah ada kekuatan yang lebih besar untuk mengingatkan kita, agar kita menjadi murid dan mahasiswa yang baik, selain saat kita sangat ketakutan tidak lulus?

Tetapi akan selalu ada murid dan mahasiswa yang belajar untuk takut dan kemudian TIDAK takut, TANPA memperbaiki sikap dan perilaku. Mereka akan memasuki masa depan yang pasti tidak damai, yang pasti tidak membanggakan, dan yang pasti sulit dihargai tinggi oleh orang yang akan mempekerjakannya nanti.

Maka marilah kita mencoba melakukan yang selama ini sudah kita ketahui sebagai yang baik.

Siapa pun yang menunda melakukan yang baik,
harus ikhlas hidup dan bernafas dalam kegelisahan.

Maka, jika kegelisahan adalah hadiah bagi penundaan dan penghindaran kita dari bersikap dan berlaku baik,

BERARTI …

Kedamaian dan kegembiraan adalah hadiah bagi penyegeraan dan kesungguhan kita untuk bersikap dan berlaku baik.

Sahabat saya, … Anda sangat disayangi oleh Tuhan.

Sekarang,
cobalah pikirkan yang ini,
dan lihatlah melalui jendela hati Anda yang mulia:

Siapakah yang lebih berpedih hati?

Tuhan, yang menyangi kita, tetapi ‘terhalangi’ oleh ketidak-sediaan kita untuk bersikap dan berlaku yang menjadikan-Nya ‘bebas’ menghadiahi kita dengan rahmat bagi upaya kita?

Atau,

Orang yang gemar mendahulukan istirahat dan kesenangan sementara, yang menunda yang sudah diketahuinya harus dilaksanakan, yang hanya berdoa tetapi tidak bertindak, yang bertindak kecil tetapi meminta yang besar, dan yang berprasangka tidak ramah kepada niat-niat mulia Tuhan?

Siapakah yang lebih berpedih hati?

Marilah kita ikhlaskan hati kita untuk menerima, bahwa …

Kebahagiaan Tuhan adalah pembuka pintu-pintu rahmat.

Bukankah telah lama disampaikan berita gembira ini kepada kita?

Bahwa, …

Dalam peran kita bagi kemanusiaan, sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesamanya.

Dan, …

Dalam hubungan kita dengan Tuhan, sebaik-baik manusia adalah yang dekat dan taat kepada Dzat Yang Tiada Berbanding.

My dearest friend, … faith is beautiful!

"GET UNLIMITED SUCCESS" with SMART

Tidak ada komentar:

Posting Komentar